Loading...
Beritavideo - Hantu secara umum merujuk kepada roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat.
Meskipun secara umum hantu merujuk pada suatu zat yang mengganggu kehidupan duniawi, dalam banyak kebudayaan, hantu tidak didefinisikan sebagai zat yang baik maupun jahat. Sebutan setan, iblis, genderuwo, dan sebagainya, lebih umum digunakan untuk merujuk kepada hantu yang jahat. Sedangkan hantu yang baik yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menolong manusia, disebut dengan bermacam nama yang berbeda, seperti sebutan untuk Datuk, Te Cu Kong (penguasa tanah, dalam agama Kong Hu Cu), dan lainnya. Tetapi di dalam kebanyakan agama, meminta hantu untuk membantu manusia adalah dilarang.
Hantu dipercaya keberadaannya oleh hampir semua umat manusia yang mempercayai adanya Tuhan, meskipun hanya sebagian kecil yang mengakui pernah melihat hantu secara langsung. Keberadaan hantu menjadi pro dan kontra di banyak negara maju. Sebagian ilmuwan beranggapan hantu hanyalah ilusi ataupun khayalan mereka yang mempercayainya, sementara sebagian ilmuwan lain berusaha membuktikannya secara ilmiah adanya zat yang terkandung dalam hantu.
Selama ini banyak orang hanya mengira, kisah arwah gentayangan di lokasi tempat ia meninggal hanya ada dalam adegan film.
Kisah semacam ini sebetulnya bukan hanya bohongan semata. Banyak hantu wanita yang dikabarkan bergentayangan di masa lalu. Umumnya, mereka tewas akibat bunuh diri atau dibunuh.
Bahkan kisah kematian mereka kian melegenda dan lekat dalam ingatan masyarakat. Ceritanya diwariskan dari masa ke masa hingga menjadi ikon hantu wanita di suatu tempat.
Seperti dikutip dari laman liputan6, berikut tiga hantu wanita dari masa lalu yang masih gentayangan:
1. La Planchada
La Planchada adalah cerita hantu terkenal di Meksiko. Menurut cerita yang beredar pada tahun 1930-an, ada seorang perawat bernama Eulalia yang bekerja di Rumah Sakit Juarez di Mexico City. Sosok Eulalia dikenal dengan wanita yang rapi dalam berpakaian.
Oleh sebab itu, ia dijuluki sebagai La Planchada yang berarti wanita yang rapi.
Eulalia diketahui menyukai seorang dokter tampan yang baru saja bergabung dengan staf rumah sakit tersebut. Tak lama kenal, keduanya melangsungkan pertunangan.
Karena jadwal kerja yang begitu padat, dokter tersebut kerap meninggalkan Eulalia untuk menghadiri seminar dan pertemuan. Hingga akhirnya, tunangannya tak kunjung kembali.
Setelah mencari tahu keberadaan sang dokter, Eulalia mendapati tunangannya telah menikah dengan wanita lain. Kesedihan Eulalia berdampak depresi dan mengakibatkan salah satu pasien meninggal karena kelalaian dirinya.
Tak lama setelah depresi berat, Eulalia malah meninggal dunia. Banyak saksi mata yang melintasi lorong rumah sakit mengaku melihat sosok hantu. Mereka yakin bahwa hantu itu adalah Eulalia karena terlihat dari bajunya yang rapi.
2. Anne Boleyn
Anne Boleyn adalah salah satu hantu paling terkenal di Inggris. Ia dikenal sebagai istri kedua dari Henry VII. Dalam pernikahannya, Anne melahirkan seorang anak perempuan. Melihat kondisi itu, Henry tak terima jika anak yang dilahirkan Anne adalah perempuan dan bukan laki-laki.
Henry tak bisa terima karena ia menganggap anak perempuan tak pantas untuk menjadi ahli waris.
Karena kecewa, ia menikahi seorang wanita lain bernama Jane Seymour. Agar terlepas dari kehadiran Anne, laki-laki itu nekat membunuh istrinya sendiri dengan cara dipenggal. Agar kesalahannya tak tercium oleh warga, Henry berdalih kalau istrinya adalah seorang pengkhianat negara hingga pantas dihukum mati.
Kepala Anne dipenggal oleh algojo di menara kota London. Setelah dieksekusi mati, sosok wanita menyerupai Anne kerap terlihat di kawasan menara. Penampakan Anne pun dinilai menyeramkan karena ia berjalan sambil memegang kepalanya yang dipenggal.
3. Heaster Shue
Pada tahun 1897, Heaster Shue meninggal dunia secara tiba-tiba. Kematiannya memang menimbulkan kecurigaan sejak awal.
Namun, sang suami Erasmus Edward Stribbling Trout Shue tak begitu kehilangan dengan kepergian istrinya. Dengan tenang, ia melilitkan syal ke leher istrinya sebelum dimasukkan ke dalam peti.
Tak lama setelah dimakamkan, hantu Heaster Shue mulai bergentayangan. Heaster Shue sempat menemui ibunya yang bernama Mary Jane.
Ia menceritakan segala keluh kesahnya kepada sang ibu bahwa ia pernah mengalami masa sulit bersama suaminya. Heaster Shue mengaku mendapat siksaan dan kekerasan dari Erasmus hingga ia tewas.
Untuk itu, ia meminta ibunda melakukan otopsi pada jasadnya. Alhasil, tim dokter menemukan bagian tenggorokan Heaster Shue hancur akibat pukulan yang keras dari suami.
Loading...