Loading...
Beritavideo - Jelang 30 September, perbincangan tentang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 lalu kembali menyeruak.
Berbagai komentar dan pendapat para politisi termasuk pejabat pemerintah kembali menghangat.
Pro dan kontra soal PKI juga menghiasi sejumlah pemberitaan baik di koran maupun media elektronik.
Seperti diketahui, cerita soal kekejaman PKI itu pernah diangkat ke layar lebar lewat Film berjudul 'Penumpasan Penghiatan G30S/PKI' yang disutradarai Arifin C Noer.
Film ini jadi booming pada zamannya.
Sebelum Presiden Soeharto lengser, Film ini jadi tontonan wajib pelajar mulai dari SD hingga SMA.
Bagi Anda yang lahir di tahun setelah jatuhnya rezim Orde Baru sepertinya belum pernah menonton film yang cukup fonomenal saat itu.
Film yang sangat familiar di setiap tanggal 30 September itu berjudul "Penumpasan Penghianatan G30S PKI".
Betapa tidak, film ini jadi ikon setiap bulan September karena selalu diputar dan wajib ditonton bersama.
Dilansir dari Tribunnes, inilahlima fakta film 'Penghianatan G30S PKI':
1. Sutradara Arifin C Noer
Arifin C Noer membuat film G 30S PKI dengan sangat apik.
Dalam film tersebut, seolah kejadian seperti nyata terjadi pada saat itu dengan setting lokasi Jakarta di tahun 1965.
Pria kelahiran 10 Maret 1941 ini telah menghasilkan 13 film sepanjang karirnya di dunia film Tanah Air dan meraih banyak Piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia.
Salah satu film terlaris dan paling kontroversial adalah Pengkhianatan G30S PKI.
2. Ide Cerita dari Buku
Film Pengkhianatan G30S PKI dibuat berdasarkan buku tahun 1968 karya sejarahwan militer Nugroho Notosusanto dan investigator Ismail Saleh yang berjudul Percobaan Kudeta Gerakan 30 September di Indonesia.
Dari buku tersebut kemudian diterjemahkan menjadi sebuah jalan cerita.
3. Judul Asli
Sebelum dirubah, judul film ini awalnya berjudul 'Sejarah Orde Baru.
Proses pembuatannya memerlukan waktu 2 tahun, dengan lama syuting 1,5 tahun.
Film ini dibintangi Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno, Amoroso Katamsi sebagai Mayjen Soeharto dan Ade Irawan sebagai istri Jenderal Ahmad Yani.
4. Rano Karno tidak lolos casting
Banyak yang tidak tahusalah satu calon pemain Film G30S PKI, adalah Rano Karno.
Tadinya Rano akan memainkan Kapten Pirre Tandean, ajudan Jenderal Nasuton.
Namun, karena tidak memiliki tahi lalat di wajah, Rano gagal memerankan Pierre Tandean.
5. Dibiayai pemerintah
Produksi film Pengkhianatan G30S PKI menelan biaya hingga Rp 800 juta.
Angka yang cukup fantastis untuk tahun 1984.
Itulah 5 fakta film G30S PKI atau yang dikenal juga dengan film PKI yang perlu Anda ketahui.
Loading...