Loading...
Beritavideo - Freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Freemasonry kini ada dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan sekitar 6 juta orang, termasuk 150000 orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia, lebih dari seperempat juga orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Bersatu Inggris dan kurang dari dua juta orang di Amerika Serikat.
Organisasi Freemasonry tidak mempunyai pusat dan setiap negara mempunyai organisasi yang berdiri sendiri. Sekalipun demikian setiap organisasi Freemasonry di mana pun akan mempunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan lainnya. Freemasonry juga mempunyai Master tertinggi yang merupakan master tertinggi dari seluruh Master Freemasonry yang bertugas melakukan koordinasi seluruh Freemasonry yang ada di dunia.
Freemason selalu dihubungkan dengan organisasi rahasia, bawah tanah, tidak jelas, dan bisa berada di tengah-tengah kita atau kerumunan orang ramai. Ia bukan hanya dalam bentuk jin, setan, dajjal seperti banyak isyu juga, namun ia juga dalam bentuk spion-spion antek Amerika dan Yahudi.
Jejak-jejak peninggalan Freemason ada banyak di Indonesia. Termasuk salah satunya di Kota Salatiga. Berikut ini kisahnya seperti dilansir dari laman Viva.co.id.
Kota Salatiga, Jawa Tengah memang dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki sejarah panjang masa lalu. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah peninggalan langka, salah satunya keberadaan tiga kereta jenazah zaman kolonial Belanda.
Tiga kereta unik tersebut tersimpan di sebuah garasi di daerah Ngentak, Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir. Memang, keberadaan kereta jenazah itu belum banyak diketahui orang. Namun peninggalan kuno itu menyimpan sisi sejarah cukup menarik.
Warin Darsono, seorang Pegiat Sejarah Salatiga Urban Legends menyebut, satu dari tiga kereta jenazah di Salatiga memiliki perbedaan cukup mencolok. Salah satunya terdapat ornamen kaca yang cukup unik berlambang organisasi rahasia Freemason. Lambang tersebut berupa segitiga dan mata satu. Diperkirakan kereta jenazah ini dibuat tahun 1896, saat organisasi rahasia yang dibawa Belanda tersebut masuk Salatiga.
"Ketiga kereta jenazah tersebut diperkirakan telah berusia 250 tahun," kata Warin.
Berdasarkan sejumlah literatur, Freemason sendiri adalah sebuah organisasi rahasia yang memiliki pengikut di seluruh dunia.
Organisasi ini konon dipercaya sebagai penganut setan dan diklaim bertanggungjawab atas terjadinya tiga revolusi di dunia, yakni Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris. Freemason juga dikabarkan ikut bertanggungjawab atas pecahnya Perang Dunia I.
Freemason sendiri aktif tersebar di seluruh Hindia Belanda atau Indonesia sejak tahun 1762 sampai 1962. Organisasi ini merupakan rumah pertemuan bagi kaum Vrijmetselarij yang dalam Bahasa Belanda disebut Loge atau Loji. Loji pertama di Asia "La Choisie" didirikan di Batavia oleh Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher antara tahun 1741–1783.
Pada tahun 1922, seorang Loji Agung Provinsi Belanda, kala itu di bawah Grand Orient of the Netherlands di Weltevreden (Batavia), ditugaskan mengendalikan 20 loji di koloni Indonesia. Rinciannya yakni 14 ada di Jawa, tiga di Sumatera, dan sisanya di Makassar, dan Salatiga.
Salah satu yang paling terkenal adalah Adhuc Stat alias Loji Bintang Timur yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Gedung yang kini dipakai sebagai Gedung Bappenas itu sebelumnya dikenal warga sebagai Gedung Setan, karena sering dikira sebagai tempat pemangilan setan para anggota Freemason yang notabene merupakan para meneer Belanda.
Namun literatur terkait sejarah lengkap keberadaan penganut Freemason di Salatiga hingga kini masih misteri. Namun terlepas dari itu, tiga kereta jenazah di Salatiga sendiri terbilang cukup langka karena berada di luar keraton. Di Jawa Tengah, kereta jenazah zaman kolonial di luar keraton juga ada di Purworejo dan Jepara. Namun jumlahnya hanya ada satu. "Di Salatiga, kini sudah masuk dalam daftar registrasi di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)," ujarnya menjelaskan.
Ketiga kereta jenazah tersebut masuk dalam daftar registrasi BPCB pada 2015. Kala itu tim dari Salatiga Urban Legend melaporkannya bersamaan dengan temuan artefak zaman kerajaan Hindu di daerah Kecandran, Sidomukti. "Tiga kereta ini juga kami lampirkan, namun dari pihak BPCB malah mengungkapkan jika kereta ini lebih spesial karena terhitung langka namun kondisinya masih terawat," ujarnya.
Sementara Bagus Pujianto dari BPCB menyebut, tiga kereta jenazah tersebut berada di lingkungan kerkof atau makam Belanda. Keberadaannya pun masih terjaga hingga kini dan menjadi peninggalan penting di Salatiga. "Ini adalah tinggalan zaman Belanda. Uniknya, selain kereta yang masih terawat ada juga garasi aslinya. Di Garasi aslinya tidak ada lumut karena kelembapan terjaga baik," kata dia.
Untuk terus menjaga peninggalan langka kolonial Belanda di Salatiga itu, pihaknya bersama sejumlah komunitas menggelar kegiatan bersih-bersih kereta jenazah tersebut. Selain Salatiga Urban Legends, kegiatan bertajuk #giatcagarbudaya itu juga diikuti oleh komunitas Bojalali Heritage Society dan Rumah Tua Jogja.
Melalui kegiatan itu, Warin berharap agar pemerintah lebih memperhatikan benda cagar budaya yang ada di Salatiga khususnya. Termasuk menanamkan kesadaran generasi muda untuk lebih mencintai sejarah masa lalu. "Karena selain memiliki nilai sejarah, peninggalan penting ini juga bisa menjadi pendukung wisata," katanya.
Selain tiga kereta jenazah Belanda, Salatiga juga memiliki benda lain, termasuk sejumlah artefak zaman kerajaan Hindu. Oleh kolonial Belanda, Kota Salatiga sendiri disebut sebagai De Schoenste Stad Van Midden Java yang berarti kota terindah di Jawa Tengah.
Sumber tulisan & foto: Viva.co.id
Loading...